Kamis, 24 September 2009

... Disaksikan oleh Tuhan : Lagi dan Lagi ...


Aku tidak tahu, ke mana perasaan ini akan membawaku berkelana. Terkadang aku tidak bisa mengatasi gulana yang lambat laun mekar menjadi jiwa pemurung. Sudah banyak cara yang aku lakukan untuk lepas dari ini semua, tapi hasilnya tetap sama. Perih. Tak ada yang mengetahuinya, kecuali malam dan kesunyian yang selalu menemani. Dia telah katakan bahwa kita telah memiliki jalannya masing-masing. Aku turuti itu, bahkan aku mencoba membencinya. Tapi, sungguh itu membuatku semakin mengingatnya. 

Kucoba untuk mengunci rapat rasa itu dan mulai kubuka pintu yang lain. Namun, hanya kehampaan yang aku temui hingga saat ini. Aku tak ingin mengecewakan orang lagi. Aku hendak melepaskan orang yang saat ini denganku semata karena aku tak bisa memberikan cinta itu sekarang. Aku takut Allah akan berpaling dariku, sungguh aku takut apa yang aku lakukan saat ini adalah sebuah pelarian.

Tak mudah bagiku untuk membuka lembaran baru. Aku butuh waktu untuk berproses dengan yang lain. Aku tak meminta Tuhan untuk memberiku cinta terhadapnya bahkan aku tak memaksa Tuhan untuk menjadikan dia milikku. Semuanya mengalir mengikuti orbit yang telah Dia tentukan. Jika kita menyesalinya, itu artinya kita tidak menerima apa yang telah Allah anugerahkan pada kita. Sejatinya aku adalah wanita lemah yang seringkali ragu dan takut. Namun, aku selalu belajar untuk tidak memperlihatkan itu semua di depan orang lain, demi sebuah pelajaran hidup. Aku memang pembohong publik yang handal. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar